3 Kebiasaan Unik Alawiyyin Dalam Mendidik Anak




Kaum salafus shalih dari golongan Alawiyyin punya kebiasaan unik dalam mendidik anak. Keterangan ini bisa ditemukan dalam kitab Al Manhajus Sawi karya Habib Zein bin Ibrahim bin Smith ba Alawi Al Husaini. Diantara kebiasaan itu ialah:



Pertama, membawa anak-anak kepada ulama masyayikh

Mereka biasa membawa anak-anak yang masih kecil itu ke hadapan para masyayikh besar. Hal ini dilakukan agar mendapatkan keberkahan dan masyayikh mendoakan mereka.
Ini sebagai bentuk tabarruk kepada para ulama dan shalihin. Tak jarang anak-anak ini kelak menjadi pembesar dan orang terpandang sebab keistimewaan tabarruk tersebut.

Kedua, yang pertama dilafalkan anak

Yang pertama kali diajarkan kepada anak-anak saat belajar berbicara ialah mengucapkan
رضيت بالله ربا وبالإسلام دينا وبمحمد نبيا ورسولا
“Aku Ridha kepada Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, nabi Muhammad sebagai nabi dan rasul.

Ini berdasarkan ungkapan pengarang Matan Zubad dalam baitnya bab Ilmu Ushul (ilmu pokok).
أول واجب على الإنسان معرفة الإله بايستقان
Awal yang wajib bagi manusia ialah ma’rifatul ilah (mengenal Tuhan) dengan penuh keyakinan.

Ketiga, mendahulukan praktek baru ilmu

Yang menarik, model pendidikan kaum salaf Alawiyyin kepada anak-anak ialah dengan mengajarnya praktek langsung sebelum teorinya diberikan (amal sebelum ilmu). Jadi bukan teori dahulu yang diajarkan baru kemudian praktek.
Justru ketika anak-anak ini mempraktekkan sesuatu itulah sambil dijelaskan kepada mereka. Bahwa yang ini benar (haq) maka lazimkanlah, ini batil salah maka jauhilah.

Mereka juga tidak diperkenankan memakai imamah (surban) kecuali setelah anak-anak ini menghafal bidayatul hidayah secara mantap dan mempraktekan isinya.
Kaum Alawiyyin ini amat memberi perhatian yang besar dalam aspek pendidikan anak. Mereka mendidik langsung anak-anak mereka sebelum mengajarkan mereka ilmu.

Setelah praktek itu mantap dijalankan sehingga akhlak telah terbentuk ilmu secara teoritis diberikan. Jadi ketika kebaikan dan ketaatan itu telah mengakar menjadi kebiasaan anak-anak, barulah diajarkan teorinya.
Oleh karenanya, sejak dini anak-anak itu dibangunkan di sepertiga malam agar bangun malam menjadi terbiasa bagi mereka bahkan ketika dewasa nanti.